03 Agustus 2020

PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING

JENIS-JENIS ALAT UKUR, PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING


A. JENIS-JENIS ALAT UKUR
Berikut adalah macam-macam alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam kehidupan sehari-hari.

1) Alat Ukur Panjang
Untuk mengukur panjang suatu benda harus dipilih alat ukur yang sesuai dengan kondisi benda tersebut. Beberapa alat ukur panjang dengan batas ketelitiannya yaitu Mistar atau Penggaris, Meteran Pita digunakan untuk mengukur panjang dan lebar benda, Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter luar, Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan pelat.
Mistar


Mikrometer Skrup


Jangka Sorong


2) Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu adalah jam, contohnya adalah jam dinding, stopwatch, dan jam digital.
Stopwatch


3) Alat Ukur Massa
Alat untuk mengukur massa benda ialah neraca. Berikut adalah contoh jenis-jenis neraca yaitu, Neraca dua lengan, Neraca Ohaus tiga lengan
Neraca Ohaus 3 lengan

4) Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Alat ukur besaran arus listrik dapat berupa amperemeter, galvanometer, multimeter/AVOmeter.
Multimeter / multitester / AVO meter

Voltmeter
Galvanometer


5) Alat Ukur Kuat Medan Magnet
Alat yang dihunakan untuk mengukur kuat medan magnet yaitu Teslameter.
Teslameter


6) Alat Ukur Intensitas Cahaya
Alat ukur intensitas cahaya adalah luxmeter. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya, diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linear terhadap cahaya.
luxmeter


7) Alat Ukur Tekanan Darah
Alat ukur tekanan darah adalah tensimeter. Tensimeter juga sering disebut sphygmomanometer.
Tensimeter


B. ANGKA PENTING
1). Pengertian angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, meliputi angka pasti dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan ketelitian suatu hasil pengukuran.

2). Aturan angka penting
Dalam menulis angka penting, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Semua angka yang bukan nol (1,2,3,4,5,6,7,8,9) merupakan angka penting.
2. Angka nol diantara angka yang bukan nol adalah angka penting.
3. Angka-angka nol awalan bukan angka penting.
4. Pada angka yang memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran adalah angka penting.
5. Pada angka yang tidak memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran bisa merupakan angka penting atau tidak, tergantung informasi tambahan. Bisa berupa garis bawah.

Dalam operasi Angka Penting diperlukan syarat sebagai berikut:
1. Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit dari angka yang dikalihan atau dibagikan. 
Contoh Perkalian dan Pembagian Angka Penting:
8,141 x 0,22=...?

Dengan Kalkulator kita peroleh 8,141 x 0,22=1,79102
Sesuai aturan Perkalian angka penting, harus memiliki 2 angka penting sehingga penulisannya: 1,79102 menjadi 1,8 (dua angka penting)

1,432 :2,68 =.....?

Dengan Kalkulator kita peroleh 1,432 :2,68=0,53432
Sesuai aturan Pembagian angka penting, harus memiliki 3 angka penting sehingga penulisannya: 0,53432 menjadi 0,534 (tiga angka penting) 


2. Penjumlahan Dan Pengurangan Angka Penting
Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja. 
Contoh Penjumlahan Dan Pengurangan Angka Penting:
2,34 + 0,345 =......?

Dengan Kalkulator kita peroleh 2,34 + 0,345 =2,685
Sesuai aturan Penjumlahan angka penting, harus memiliki 3 angka penting sehingga penulisan: 2,685 menjadi 2,69 (tiga angka penting) karena angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) adalah taksiran
13,46-2,2347=...?

Dengan Kalkulator kita peroleh 13,46-2,2347=11,2253
Sesuai aturan Pengurangan angka penting, bilangan 13,46 memiliki 1 angka taksiran yaitu angka 6, bilangan 2,2347 memiliki 2 angka taksiran yaitu 4 dan 7, maka bilangan 11,2253 memiliki 3 angka taksiran yaitu angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir), maka ditulis : 11,23 (3 angka penting) 

C. PENGUKURAN
1. Pengukuran panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.

a. Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.
 





Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm
Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm

b. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.
 






Berdasarkan gambar di atas:
Skala utama = 0,3 m
Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 0,3 + 0,03 = 0,33 cm

c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainya. Perhatikan contoh berikut.
 










Skala utama = 3,5 mm
Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius = 3,5 + 0,12 = 3,62 mm

2. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian sebagai berikut.
- Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
- Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
- Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
- Perhatikan contoh berikut.
 








- Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.

3. Pengukuran waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan contoh berikut.
 










Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.




Sumber:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/#Aturan_Angka_Penting
https://www.tentorku.com/angka-penting-operasi-hitung-dan-pembulatan/
https://erlangga.co.id/materi-belajar/sma/10723-jenis-jenis-alat-ukur.html






0 Comments